10 Pesepakbola yang Loyal Terhadap Klubnya


Loyalitas bisa dikatakan hal yang langka saat ini. Tapi bukan berarti kesetiaan seorang pemain terhadap klub tidak pernah ada. Beberapa nama bahkan tak pernah berganti klub sejak memulai kariernya. Siapa saja mereka?
10. Pele
(Santos 1956-1974, New York Cosmos 1975-1976)
Pele memang mengakhiri kariernya di klub Amerika Serikat New York Cosmos. Namun sebagai pemain, ia lebih dikenal sebagai legenda Santos selama 18 tahun.

"Real Madrid menginginkan saya, bersama Manchester United dan Juventus," katanya pada Eurocalcio dalam sebuah wawancara tahun 2009.

Pele menambahkan, "Presiden Juventus bahkan hampir mencapai kesepakatan dengan Santos termasuk dukungan dari (pabrikan mobil Italia) Fiat. Saya pikir saya akan bermain di Eropa, tapi saya lebih memilih tetap di tim yang ada di hati saya, Santos."

9. Sepp Maier
(Bayern Muenchen 1962-1979)
Satu di antara segelintir kiper yang bertahan di satu klub - Bayern Muenchen. Maier menjadi andalan mistar the Bavarians selama 17 tahun. Ia meraih berbagai gelar termasuk Juara Dunia bersama nationalmannschaft pada 1974.

Maier hanya kalah oleh kiper Denmark Lars Hogh yang menghabiskan karier 23 tahun bersama Odense BK, tampil di lebih dari 800 pertandingan, sebelum pensiun tahun 2000.

8. Matthew Le Tissier
(Southampton 1986-2002)
Lahir di Guernsy Le Tiss, Tissier berpeluang memperkuat Prancis. Dengan talentanya dia bisa bersinar bersama Les Bleus ketimbang The Three Lions. Namun gelandang serang itu memilih tetap di Inggris meski hanya bermain 8 kali.

Suatu saat rekannya Alan Shearer mengajaknya bergabung ke Blackburn Rovers, sementara Manchester United juga tertarik. Le Tissier memilih tetap di Southampton sepanjang kariernya. Tak salah jika bintang Barcelona Xavi Hernandez mengaguminya dan menyebutnya 'pemain sensational.'

7. Lev Yashin
(Dynamo Moscow 1949-1971)
Terpilih sebagai kiper terbaik Abad ke-20, Yashin dijuluki The Black Spider karena kemampuan refleknya yang luar biasa. Veteran di tiga Piala Dunia, Yashin menjadi satu-satunya kiper yang pernah memenangkan gelar Ballon d'Or pada 1963.

Ia menghabiskan seluruh 22 tahun kariernya bersama Dynamo Moscow. Ia tetap di klub tersebut dua dekade kemudian sebelum wafat tahun 1990.

6. Alessandro Del Piero
(Padova 1991-1993, Juventus 1993-sekarang)
Mampu menyingkirkan karier Roberto Baggio di Juventus Anda haruslah seorang pemain yang spesial. Itulah yang dilakukan Del Piero ketika Si Nyonya Tua merekrutnya dari Padova pada 1993.

Kerap diisukan pindah ke Spanyol dan Inggris, Del Piero yang kini berusia 36 tahun tetap bertahan di Turin. Ketika Fabio Capello pindah ke Real Madrid, dan Juventus terdepak ke Seri B, ia juga memilih bertahan.

“Juventus adalah bagian dari sejarah hidup saya. Saya tak bisa memikirkan saya memperkuat klub lain di Italia. Saya akan tetap di sini sampai akhir,” katanya pada Sky Italia.

5. Jan Ceulemans
(Lierske SK 1974-1978, Club Brugge 1978-1992)
Bagi pendukung Belgia, tentunya takkan bisa melupakan seorang pemain yang begitu dominan menguasai lini tengah Belgia di tahun 1980-an. Ia adalah kapten yang mengantar Belgia ke peringkat empat di Piala Dunia Meksiko 1986 dan pemegang rekor cap tim nasional dengan 96 penampilan.

Ceulemans menghabiskan seluruh kariernya di Belgia. Setelah memperkuat Lierse ia pindahke Brugge pada 1978 dan bertahan selama 14 tahun.

4. Carles Puyol
(Barcelona 1997-sekarang)
Jika AC Milan punya Paolo Maldini maka Barcelona punya Carles Puyol. Rasanya sulit membayangkan pemain 32 tahun yang gampang dikenali dengan rambut kriwilnya itu menggunakan kostum lain selain Blaugrana.

Setelah menembus tim utama pada 1999, ia sempat dirayu Manchester United yang menginginkannya pada 2003. "United salah satu tim terbaik dunia dan semua pemain akan senang bergabung. Jika memang ini bagus untuk klub saya akan pergi, tapi keinginan saya adalah tetap di sini.” katanya."

3. Juan Carlos Plata
(Municipal 1990-2010)
Plata mungkin tak terkenal di Eropa, tapi di Amerika Tengah ia adalah mesin gol selama dua dekade. Striker ini memecahkan banyak rekor selama di Municipal, memenangkan 15 gelar dan mengejutkan Brasil ketika membuat gol balasan yang menahan raksasa dunia itu di Piala Dunia 1998.

2. Ryan Giggs
(Manchester United 1990-sekarang)
Sejak memulai kariernya di tim junior Manchester City, Giggs tak pernah lagi berniat meninggalkan The Red Devils. Ia menghabiskan lebih dari dua dekade di Old Trafford. AC Milan pernah menawarkan transfer luar biasa bagi Giggs demikian juga dengan presiden Inter Milan Massimo Moratti yang mengagumi pemain sayap asal Wales ini. Tahun 2003 Giggs dilamar Inter yang siap memberikan striker Brasil.

"Tak ada alasan serius kenapa saya harus meninggalkan klub ini. Memang pernah ada rumor pada 2002/2003 yang mengatakan saya bergabung dengan Inter tapi tak pernah terjadi," katanya.

Dengan 11 gelar Liga Primer dan mungkin akan bertambah lagi, Giggs seperti bukan pemain yang sudah berusia 37 tahun.

1. Paolo Maldini
(AC Milan 1985-2009)
Bicara AC Milan maka bicara soal Paolo Maldini. Sejak memulai debutnya di umur 16 tahun, Maldini tak pernah meninggalkan Rossoneri. Ia memenangkan 7 gelar Scudetto dan 5 gelar Eropa, Maldini adalah ikon kesuksesan klub San Siro itu selama lebih dari 20 tahun.

Bersama Franco Baresi dan Giuseppe Bergomi, Maldini bertahan di Milan sepanjang kariernya. Ia sempat dirayu mantan rekannya Ruud Gullit untuk bergabung dengan Chelsea pada 1997 namun ia bertahan sampai mengakhiri karier pada 2009.

Nama Maldini sepertinya akan berlanjut karena dua anaknya Christian dan Daniel adalah pemain di klub junior Milan.

Entri Terkait:

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...